TEMBAKAU WHITE BURLEY

                                                                 I.     PENDAHULUAN

Tembakau merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rokok mencapai ± 85 % dari sebatang rokok. Pengembangan tanaman tembakau di Indonesia menyebar di tujuh provinsi yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Luas tembakau di Indonesia ± 198.367 Ha (2005). Berlainan dengan tanaman lain, tanaman tembakau diusahakan[terutama dimananfaatkan untuk rokok. tembakau yang bermutu tinggi adalah aromannyaharum, rasa isapnya enteng, menyegarkan dan tidak memiliki ciri-ciri negative misalnya rasa pahit, pedas dan menggigit.

Tembakau White Burley digunakan untuk campuran rokok ptih dan rokok kretek. Tembakau ini dicoba diusahakan di Indonesia tahun 1957 namun tidak berkembang. Kemudian tahun 1985 satu pabrik rokok mencoba menanam tembakau Burley di Lumajang dengan area; 10-20 Ha dan berkembang hingga saat ini.

II.    PENGEMBANGAN BENIH

1.1.       Mendapatkan benih yang berkualitas harus memiliki persyaratan yang ketat antara lain:

a.    Varietas benih

b.    Tanaman sumber benih harus sehat

c.    Tahan terhadap hama penyakit

d.   Produktivitas tinggi

Tembakau mempunyai buah yang berbentuk bulat oval yang dibukugkus oleh kulit pelindung biji. Satu buah tembakau yang tua mempunyai ± 2.500 biji. Ciri-ciri benih tembakau White Burley yang berkualitas baik adalah:

a.    Fisik

Ø  Benih tua dan berbas.

Ø  Tidak cacat.

Ø  Tidak tercampur bahan asing.

b.    Fisiologis

Ø  Viabilitas tinggi (daya kecambah minimal 60 %).

Ø  Kuat (kecepatan dan keseragaman berkecambah).

Ø  Kecambah normal tigak lebih dari 7 hari.

c.    Genetik

Ø  Varietasnya benar, murni, seragam.

Ø  Tidak tercampur varietas lain.

1.2.       Tahanpan pemangkasan benih

a.    Mendeteksi tanaman sumber benih.

b.    Tanaman terbakau yang terpilih harus dipelihara tembakau yang terpilih harus dipelihara secara insentif.

c.    Setelah tanaman tembakau berbunga (berumur 65-70) hari dipasang kerudung.

d.   Kondisi bunga masih berkuncup.

e.    Setelah 2 minggu kerudung sudah bisa dibuka.

1.3.       Panen buah tembakau sumber benih

a.    Panen buah tembakau pada umur ± 100 hari.

b.    Ciri-ciri buah tembakau sudah layak panen adalah kelompok buahnya berwarna kuning.

c.    Sebaiknya buah tembakau dipanen sekitar jam 09.00-10.00 Wib, agar tidak berembun dan basah.

1.4.       Pasca panen buah tembakau sumber benih

a.    Buah tembakau yang sudah di panen dikeringakan selama 3-4 hari hingga berwarna coklat.

b.    Hari ke 5 dikeringkan dibawah sinar matahari dan dilapisi dengan kain belacu dan sekali satu jam dibolak-balik.

c.    Buah yang sudah kering dipecahkan dan dipencet lalu dibersihkan.

d.   Biji yang dihasilkan ditampi dan dikeringkan lagi hingga biji betul-betul kering.

2.4.       Menguji benih

a.    Pengujian benih dengan cara dikecambah pada media kertas diatas pasir steril dalam cawan petri yang berisi air sedikit.

b.    Pengujian dilakukan tiga kali dan setiap ulangan berisi 100 benih.

c.    Pengamatan dilakukan setiap hari, mulai hari ke-4 dampai hari ke-14.

d.   Setiap benih yang berkecambah dihitung lalu dicatat.

e.    Kebutuhan benih yang daya kecambahnya lebih dari 90 %, kebutuhan benih per meter adalah 0.10 gr.


                                                             III.   PEMBIBITAN

1.1.       Lokasi pembibitan tembakau

Ø  Tempat harus terbuka, mendapatkan sinar matahari pada pagi hari pukul 09.00 s/d 15.00 Wib.

Ø  Arah bedengan Utara-Selatan

Ø  Tanah subur, yakni drainase baik, tanah lempunf dan ringan.

Ø  Dekat dengan sumber air.

1.2.       Kebutuhan benih

Untuk benih yang daya kecambahnya lebih dari 90%, kebutuhan benih per m2 adalah 0,10 gr.

1.3.       Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan

Tanah diolah dengan cangkul atau bajak,kemudian dibiarkan 1-2 minggu terkena matahari untuk membunuh bibit dan rerumputan. Selanjutnya tanah dihancurkan dan dihaluskan, kemudian dibuat bedengan. Arah bedengan dibuat membujur Utara- Selatan dengan lebar 110 cm, tinggi permukaan ± 25 cm dan panjang 10 m atau disesuaikan dengan luas lahan. Untuk memudahkan pemeliharaan, jarak antar bedengan dibuat selebar 1-1,5 m. Bila diberikan pupuk kandang ditaburkan merata dengan permukaan bedengan, dibiarkan 1 minggu, kemudian dibentuk bedengan dirapikan dan permukaannya diratakan.

Gambar. 1. Ukuran dan Bentuk Bedengan

 

3.4       Pemupukan bedengan

Pupuk TSP/SP36 1 kg, ZA 1 kg, ZK/paten kali butih 0,8 kg dan Curater 3G 0,4 kg / 10 m2 bedengan. Pupuk dicampur dan ditaburkan diatas permukaan bedengan dan ditutup tanah setebal 5 cm.

3.5       Atap pembibitan

Atap pembibitan di persiapkan dengan tiang-tiang penyangga atap. Atap pembibitan dapat digunakan dari daun lalang, daun rumbia, goni plastic, plastik susu dan goni. Atap dan tiang penyangga harus selesaoi sebelum hari penaburan benih.


Gambar 2. Bedengan Pembibitan

3.6.       Penaburan benih

Cara penaburan benih ada 2 macam, taitu:

a.       Benih direndam selama 48 jam didalam botol plastik dan dicampur air dalam gembor kemudian ditaburkan ke permukaan bedengan.

b.      Benih/biji kering 1 gr dimasukan kedalam gembor yang berisi air, diaduk lalu ditaburkan di atas permukaan bedengan.

     


Gambar 3. Benih dimasukan ke dalam gembor


Gambar 4. Penamburan benih dengan gembor

3.7.       Pemeliharaan bibit

a.    Penyiraman

Selama 14 hari pertama setelah tabor benih, penyemaian harus disiram secara insentif. Biasanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

b.    Penjarangan

Setelah bibit berumur 20 hari, dilakukan penjarangan sehingga jarak antara bibit teratur antara 4 cm x 4 cm sampai 5 cm x 5 cm, sehingga tiap m2 bedengan terdapat 400-625 bibit. Apabila terlalu jarang batangnya menjadi pendek dan daun besar.

c.    Pengendalian hama dan penyakit

Dimulai pada umur 0 hari dan diakhiri pada umur 40 hari. Insektisida yang digunakan Lannate (Metanol 20%) 10-15 gr/tangki, Sherpa 50 EC (Sipermetrim) 15-20 gr/tangki. Fungisida seperti Starmyl 20 gr/tangki dan Delsen Mx 80 wp. Karbendanzim 6,2%, Mankozeb 73,8%. Bakterisida Agrept (Streptonisin) 15-20 gr/tangki.

d.   Hardening (Melatih bibit)

Mulai umur 3 minggu, bibit dilatih terhadap sinar matahari dengan membuka atap bedengan setiap pagi. Mula-mula dibuka sebentar (sampai jam 10 pagi), kemudian semakin bertambah umur, permukaan semakin lama satu minggu sebelum bibit dicabut, atap dibuka penuh sepanjang hari.

3.8.       Pemangkasan bibit

Pemangkasan bibit adalah membuka bagian area daun untuk memperlambat pertumbuhan bibit. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keseragaman bibit dimana bibit yang relatif kecil, diameternya 5-7 cm.

Bibit tembakau yang tidak dipangkas pada pencabutan bibit pertama hanya 10-20% dari total bibit/bedengan. Pemangkasan dapat memunculkan keseragaman bibit  yang dapat dicabut lebih dari 50% dari total bibit. Pemangkasan bibit dapat dilakukan dengan interval 5 hari sekali (3 kali pemangkasan).

Gambar 5. Pemangkasan bibit

3.9.       Pencabutan bibit

Bedengan akan diberikan penyiraman 2-3 hari sebelum pencabutanbibit pada sore hari. Selama pencabutan bibit, dipastikan tanah bedengan tidak kering. Cara tersebut akan mempermudah pencabutan bibit dari tanah dan bibit dijaga tetap sehat. Bibit yang telah dicabut segera dibubungkus/dimasukan ke dalam tikar 400 batang/bungkus. Bibit akan ditanam segera setelah pencabutan bibit.


Komentar

Postingan Populer