Prinsip Logika Matematis
Terdapat empat prinsip logika yang perlu mendapatkan
perhatian terutama untuk membahas sifat-sifat di dalam teori bilangan. Dua
prinsip pertama berkaitan dengan kuantor dan dua prinsip yang lain berkaitan
dengan implikasi.
(a) Pernyataan
Berkuantor
Pernyataan “Setiap x memenuhi y” tidak dapat dibuktikan
dengan memberikan contoh-contoh x yang memenuhi y. sebagai peragaan, pernyataan
setiap bilangan prima adalah bilangan ganjil tidak dibuktikan dengan memberikan
contoh atau kasus sebanyak-banyaknya.
11 adalah bilangan prima dan 11 adalah bilangan ganjil
13 adalah bilangan prima dan 13 adalah bilangan ganjil
17 adalah bilangan prima dan 17 adalah bilangan ganjil
7 adalah bilangan prima dan 7 adalah bilangan ganjil
23 adalah bilangan prima dan 23 adalah bilangan ganjil
19 adalah bilangan prima dan 19 adalah bilangan ganjil
5 adalah bilangan prima dan 5 adalah bilangan ganjil
31 adalah bilangan prima dan 31 adalah bilangan ganjil
Dengan delapan contoh di atas apakah sudah ada jaminan bahwa
setiap bilangan prima adalah bilangan ganjil? Bagaimanakah jika
contoh-contohnya ditambah dengan 37, 41, dan 53? Ternyata tidak setiap bilangan
prima adalah bilangan ganjil karena 2 adalah bilangan prima dan 2 adalah
bilangan tidak ganjil (bilangan genap).
Tidak berlakunya pernyataan “Setiap x memenuhi y” dapat
ditunjukkan dengan memberikan satu contoh x yang tidak memenuhi sifat y. Contoh
semacam ini disebut dengan contoh kontra (counter example). Sebagai peragaan
yang lain, tidak berlakunya sifat setiap bilangan bulat yang tidak positif
adalah bilangan bulat negatif dapat ditunjukkan dengan memberikan suatu contoh
yaitu bilangan 0 (nol) adalah bilangan bulat yang tidak positif tetapi bukan
bilangan negatif.
Pernyataan “Tidak setiap x memenuhi sifat y” dapat dibuktikan
dengan memberikan satu contoh x yang tidak memenuhi sifat y. Sebagai peragaan,
pernyataan tidak semua bilangan asli n habis dibagi oleh 3 dapat ditunjukkan
kebenarannya dengan memberikan suatu contoh yaitu bilangan asli 5 ( atau yang
lain) yang tidak habis dibagi oleh 3.
(b) Bukti Langsung
Pembuktian secara
langsung dilakukan berdasarkan pernyataan p yang diketahui, p diproses dengan
sifat-sifat yang telah berlaku, akhirnya diperoleh pernyataan q. Pernyataan
“Jika p maka q” dapat dibuktikan dengan mendasarkan pada pernyataan p yang
diketahui kemudian diarahkan untuk memperoleh pernyataan P1, P2, P3, …, Pn.dan
akhirnya diperoleh q.
p
→ P1 →P2 → P3 → …→ Pn→ q
Prinsip modus
ponens dan prinsip silogisme memberikan dasar konstruksi pembuktian langsung.
Prinsip modus ponens adalah sebagai berikut.
p → q
p
¾¾¾¾
Jadi q.
Prinsip silogisme adalah sebagai berikut.
p → q
q → r
¾¾¾¾
Jadi p → r
Pernyataan
“Kuadrat dari bilangan ganjil adalah bilangan ganjil” dapat dibuktikan secara
langsung. Dalam suatu dalil,
pernyataan jika ac membagi bc, maka a membagi b bersesuaian dengan diketahui ac
membagi bc, harus dibuktikan a membagi b. Jadi, berangkat dari ac membagi bc
sebagai hal yang diketahui, kemudian diproses dengan definisi, dalil, dan
aksioma yang sesuai dan sudah diketahui, sehingga akhirnya terbukti a membagi
b.
(c) Bukti Tak
langsung
Pembuktian tak
langsung dapat dilakukan dengan prinsip kontraposisi ataupun kontradiksi.
►Pembuktian
dengan prinsip kontraposisi
Dasar
pembuktian tersebut adalah prinsip modus tollens berikut.
p ® q
~q
¾¾-¾¾
Jadi ~p
Dalam
pembuktian yang dilakukan dengan prinsip kontraposisi, untuk membuktikan p®q, mula-mula
dianggap bahwa q tidak benar, dan ternyata menghasilkan ~ p. Hal ini berarti jika p benar maka q benar.
Pernyataan ”
Misalkan a bilangan real, dan a ³ 0 . Jika untuk setiap e > 0 berlaku 0 £ a <e maka a = 0 ” dapat dibuktikan secara tak
langsung.
Bukti:
Andaikan 0 £ a< e dan a ¹ 0. Dari a³ 0 dan a ¹ 0 diperoleh a > 0 . Karena e sebarang bilangan
positif, ambil e =
> 0, maka e < a atau a > e. Hal ini bertentangan dengan pengandaian. Jadi yang
benar, 0 £ a
<e dan
a = 0 .
►Pembuktian
Dengan Kontradiksi
Untuk
membuktikan bahwa ” p ® q” benar, ditunjukkan bahwa ”p dan ~q” mengakibatkan sesuatu pertentangan. Prinsip
kontradiksi dalam pembuktian tak langsung adalah sebagai berikut.
[~ p ® (q Ù ~q)]
® p
Pembuktian tak
langsung ini berangkat dari suatu anggapan benar. Kemudian anggapan benar ini dijalankan
dengan hal-hal yang diketahui atau sifat yang telah tersedia, ternyata
menghasilkan sesuatu yang bertentangan (kontradiksi) atau sesuatu yang
mustahil, yang berarti bahwa anggapan yang diambil semula adalah tidak benar (salah).
Pernyataan ”Jika
a bilangan real dan a > 0 maka
> 0 ” dapat dibuktikan
dengan kontradiksi.
Bukti :
Diketahui a
bilangan real dan a > 0 . Andaikan
£ 0. Selanjutnya
digunakan prinsip bahwa hasil kali bilangan positif dan bilangan negatif adalah
negatif, sebagai berikut.
Untuk
< 0 berarti a
×
< 0 Û 1 < 0 dan untuk
= 0 berarti a ×
=0 Û 1= 0 sehingga untuk
£ 0 berakibat 1 £ 0 . Hal ini
kontradiksi dengan sifat bilangan 1 bahwa 1 > 0 .
Jadi yang
benar, a >
0 maka
> 0 .
Komentar
Posting Komentar