Prinsip
Analisis Gravimetri
Analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah
atau kuantitas dari sebuah sampel, pengukuran sampel dapat dilakukan dengan
menghitung berat zat, menghitung volume atau menghitung konsentrasi. Gravimetri
merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui penghitungan berat
zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan
(solid).
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan mili gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical balance.
Prinsip analisis gravimetri adalah melarutkan sampel
dengan aquades,setelah sampelnya dilarutkan sampai terbentuk analit, analitnya
kemudian di endapkan kemudian dilakukan penimbangan. Biasanya analit berasal
dari garam-garam yang sukar larut yang diendapkan sehingga sebagian besar garam
analitnya terendapkan, itupun tidak semua analit yang mengendap, masih ada
ion-ion lain yang sukar terendapkan.
Syarat analisis gravimetri cara pengendapan memberikan
hasil yang baik diantaranya :
1. Zat yang akan diendapkan harus dapat diendapkan
dengan sempurna dan endapan harus stabil dan sukar larut.
2. Endapan harus murni dan mudah disaring.
3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu senyawa
dengan susunan kimia tertentu sehingga dapat dihitung secara stoikiometri.
Istilah-Istilah
Gravimetri
Postpresipitasi (Pasca Presipitasi)
Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas
permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang
sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya
mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer (endapan
pertama).
Postpresipitasi
itu sendiri adalah pengendapan yang terjadi pada permukaan endapan pertama. Hal
ini terjadi pada zat yang sedikit larut kemudian membentuk larutanyang lewat
jenuh. Semakin lama dibiarkan, kontaminasi akan semakin bertambah, berlawanan
dengan kopresipitasi.
Pascapresipitasi berbeda
dari kopresipitasi dalam segi:
1. Kontiminasi bertambah
dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan bersentuhan dengan cairan induk pada
pascapresipitasi, tetapi biasanya berkurang pada kopresipitasi.
2. Pada pascapresipitasi,
kontaminasi akan bertambah dengan semakin cepatnya larutan diaduk, baik
dengan cara-cara mekanis ataupun termal. Pada kopresipitasi keadaannya umumnya
adalah kebalikannya.
3. Banyaknya kontaminasi pada
pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari pada kopresipitasi.
Peptisasi
Peptisasi adalah proses dispersi endapan menjadi sistem koloid dengan penambahan zat
pemecah. Zat pemecah dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion
sejenis ataupun pelarut tertentu. Simak contohnya berikut ini.
Jika ke dalam endapan Fe(OH)3 ditambahkan
elektrolit FeCl3 (ion sejenis Fe3+), maka Fe (OH)3
akan mengadsorpsi ion -ion Fe3+ tersebut. akibatnya, endapan
menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk membentuk partikel-partikel
koloid.
Koprepisipitasi
Metode
kopresipitasi merupakan salah
satu metode sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada pengendapan lebih
dari satu substansi secara bersama–sama ketika melewati titik jenuh.
Kopresipitasi merupakan metode yang menjanjikan karena prosesnya menggunakan
suhu rendah dan mudah untuk mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang
dibutuhkan relatif lebih singkat. Beberapa zat yang paling umum digunakan
sebagai zat pengendap dalam kopresipitasi adalah hidroksida, karbonat, sulfat
dan oksalat.
Produk dari metode ini diharapkan memiliki ukuran
partikel yang lebih kecil dan lebih homogen daripada metode solid state dan
ukuran partikel yang lebih besar dari pada metode sol-gel.
Kopresipitasi
merupakan kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut. Hal ini
berhubungan dengan adsorpsi pada
permukaan partikel dan terperangkapnya (oklusi) zat asing selama proses
pertumbuhan kristal dari partikel primernya. Kontaminasinya bertambah akibat
pengadukan larutan. Kemungkinan
bertambahnya kontaminasi cukup kecil dibanding pada postpresipitasi.
Presipitasi Ganda
Represipitasi atau presipitasi ganda. Endapan yang
sudah disaring dilarutkan kembali untuk kemudian diendapkan kembali. Cara ini
efektif mengatasi kopresipitasi pada pengendapan oksida hidrous besi(III) dan
alumunium yang terkontaminasi dengan kation logam berat spt Zn Cd dan Mn.
Digestion
Pencernaan : pemanasan larutan ± 1 jam setelah
pembentukan endapan. Hal ini membantu untuk menghilangkan air yang terikat pada
endapan.
Komentar
Posting Komentar